Cerita Mesum Berawal Dari Lapar Di Tengah Malam
Aku mencari kunci kuda besiku untuk segera melaju mencari bahan makanan agar perutku tak berontak.
“kayak syaiton aja jam segini nyari makan” gerutuku sambil mengeluarkan vixy merah merona milikku yg masih terhitung milik leasing.
(( crethh…bbrmmm…bbrrmmm )) suara motor saat ku stater, aku mendorongnya keluar rumah dengan perlahan dan kemudian pergi mencari makanan.
“makan apa jam segini” gumamku
Tak lama kemudian laju motor ku pelankan tat kala ada mini market yg terlihat masih buka. Setelah sampai di tempat parkir aku melihat kiri kanan memastikan keamanan. Di parkiran hanya terdapat 4 buah motor
termasuk motorku.
Akupun masuk dan segera menuju ke rak mi instan yg sebelumnya di sambut sapaan khas mininmarket itu. Aku langsung menyomot 3 buah mi instan, kemudian menuju ke rak minuman dingin. Saat perjalanan menuju ke rak minuman rupanya aku berpapasan dengan sesosok wanita muda yg umurnya ku tafsir 30 an. Cerita Dewasa
Dia memakai daster tertutup jaket dengan panjang daster se paha. Sepintas sih bodynya ok, karena aku lebih fokus ke arah minuman ringan. Aku mengambil 1botol air soda dingin dan langsung menuju kasir untuk membayar.
Rupanya aku berdiri di belakang wanita muda tadi. Tingginya sebatas hidungku mungkin 158cm, rambutnya terurai sepunggung. Jaket yg kulihat tadi rupanya sweater rajut berwarna coklat tua, dasternya biru muda sedikit lecek di area pantat mungkin karena naik motor.
Aku kemudian melangkahkan kaki ke depan sedikit untuk melihat rak berisi oba masuk angin. Tubuh ku agak condong jadi secara tdk langsung hidungku mencium bau wangi parfum londry di baju wanita ini.
Harum sekali, kemudian aku berdiri seperti semula. Kudengar kasir dan wanita ini sedang berbicara tentang belanjaannya dan kantong plastik berbayar. Aku tak begitu fokus mendengar kata kata mereka yg ku fokuskan kini adalah menatap bongkahan pantat yg aduhai di depanku. Rupanya sang wanita di depanku sungguh semok. Aku hanya bisa menelan ludah dan menghela nafas saat menatap pantatnya.
Tak terlihat garis celana dalam di sana cuman terlihat samar lipatan pantat yg semok itu, aku tak bisa konsentrasi hingga sang penis berontak diam diam.
“maaf mbak kartunya tdk dapat digunakan karena line kami trobel” kata mas kasir yg kulihat sorot matanya menuju kearah dada sang wanita.
“duh mass… Aku ndak bawa uang cash tuh” kata si mbak sedikit manja
“wah maaf mbak memang sedang trobel sih” kata mas kasir satunya.
Aku pun mencoba menawarkan bantuan berupa uang cash ke wanita ini tapi di tolaknya sopan. Tapi karena belanjaannya
juga sangat ia butuhkan akhirnya bantuanku di ambilnya juga.
“wah thanks ya mas udah bayarin ini. Kalo ndak keberatan minta nope ya buat ganti uangnya” kata wanita itu.
“oh gitu, ok ini nope saya” sahutku sambil memperlihatkan hapeku.
Dia pun mengetik nope ku di hapenya. Aku memperhatikan dadanya, rupanya cukup wooww pantas saja kedua kasir tadi mupeng.
Setelah itu dia pun pamit untuk pulang. Saat berjalan pantatnya sungguh indah bergeal geol hingga aku lupa jika sang kasir sudah menghitung blanjaanku. Blanjaan sudah kubayar kini saat nya kembali kerumah untuk mengolah mi ini. Saat di parkiran rupanya si wanita semok tadi belom pergi kulihat dia sedang kebingungan.
“kenapa mbak kok masih disini?” tanyaku
“mas anu…ini…anu…ahhh motorku mogok” jawabnya
“mana jam segini lagi” tambahnya
“bensinnya abis kali?” tanyaku
“full mas, tuh liat” katanya sambil menunjukkan spedometer di motor bebek manual miliknya
“mmmm… Maaf boleh aku cek dulu ya” kataku sambil menaruh blanjaan ku di paving blok parkiran
Rupanya busi motor si semok yg menjadi biang kerok. Aku mencoba menservis businya sebisaku maklum bukan mekanik tapi bisa utak atik motor. Si mbak semok serius menatap pekerjaanku sambil menungging mirip orang rukuk.
Saat aku menatapnya tatkala di ajak berbicara mataku merekam dua buah gumpalan kenyal menggantung di dalam dasternya. Meski tertutup jaket tapi jaketnya hanya di resletingkan 3/4 saja sehingga belahan gumpalan terlihat jelas karena dasternya pun juga longgar.
Setelah 15 menit ku utak atik akhirnya mesin motornya nyala.
“wah mas makasih lagi ya” kata si semok
“iya mbak sama sama” jawabku.
Setelah itu si semok berlalu pergi, akupun akhirnya ikutan meninggalkan mini market tadi. Setelah berjalan 100 meter dari mini market aku melihat si semok lagi. Dia sedang memunguti belanjaan yg tercecer di jalan.
“loh mbak kenapa?” tanyaku
“ini mas plastiknya robek” jawabnya
Akupun segera turun dari motor dan membantu memunguti blanjaan dia. Aku terheran heran dengan apa yg terjadi saat ini, kok bisa aku membantu si semok untuk ketiga kalinya. Lebih heran lagi saat belanjaan yg aku pungut itu terdiri dari beberapa bungkus fiesta aneka rasa.
“busyettt kondomnya banyak amat” gumamku
“mbak suka yg beraneka rasa ya” candaku sambil memungut fiesta durian.
“hihihi buat stok kok mas” jawabnya
“ohh” kataku
Tiba tiba mataku menangkap gundukan mlenuk diantara jepitan paha, tapi sayangnya tak begitu jelas warna nya karena lampu remang remang. gundukan itu kulihat saat si semok jongkok memunguti blanjaanya yg berserakan tanpa memperhatikan posisinya sendiri.
“ehemmmm…mbak kliatan tuh” kataku ceplas ceplos
“haahhhh” katanya kaget sambil segera menutup selakangnya dengan merapatkan pahanya.
Kulihat dia tersipu. Setelah blanjaan nya masuk ke kantong lagi dia berdiri.
“mass aku mo bilang makasih lagi ya” katanya
“iya…gak usah sungkan” jawabku
“apa perlu aku antar sampe rumah?” tambahku
“boleh deh asal nggak ngrepotin. Sekalian saya takut kalo masuk ke arah perumahan yg deket makam” katanya
“oh rumah mbak daerah situ. Tapi tadi brani keluar sendiri” kataku
“kan muter mas. Kalo harus muter lagi aku juga males” katanya
“yo wes mari brangkat” kataku.
Kami menembus dingin malam dan sunyinya suasana saat ini.
Akhirnya kami sampai di depan rumah yg cukup asri. Kukira rumah si semok ini di perumahan ternyata di belakang perumahan. Kami pun memasuki halaman rumah. Aku mengikutinya dari belakang sambil menikmati geolan pantat semoknya.
“ayo mas masuk diluar dingin” katanya
Aku hanya mengangguk dan mengikutinya masuk. Kemudian aku duduk di sofa setelah sebelumnya aku dipersilahkan olehnya.
“ini mas buat angetin badan” katanya sambil membawa segelas susu jahe yg aromanya tercium harum.
“wah makasih mbak” jawabku
“mbak dirumah sendiri yoh?” tanyaku
“oh ndak mas aku ama suami dan seorang anak” katanya
“suamiku lagi masuk shift malam, kalau anak ku lagi bobok di dalam” tambahnya
((srrrruupppp)) Aku menyeruput minuman tadi sambil memperhatikan si mbak semok. Kini dia sudah melepas sweter nya dan ternyata dasternya cuma seperti tank top alias tali saja. Belahan dadanya menggumpal indah hingga membuat aku semakin meneguk susujahe itu dengan cepat meski panas.
Posisi duduknya pun berada tepat di depanku dan lebih syur lagi kaki kanannya di silangkan hingga sebagian paha mulusnya terpampang indah.
“pelan pelan mas” katanya
“ehmm…eh iya… ” sahutku
“mbak maaf boleh ke kamar mandi? Mo nitip pipis nih” kataku
“oh silahkan mari saya antar” Aku mengikutinya sambil menatap pantatnya ingin rasanya aku meremas pantat itu tapi gak berani
Sesudah dari kamar mandi aku kembali keruang tamu. Mbak semok masih duduk di sana sambil memegang hp.
“mbak aku pamit ya” kataku sambil berdiri
“hahhh… Kok pamit sih” serunya
“kan udah malam. Ndak enak ama tetangga” imbuhku
“oh ya udah kalo mo pulang. Tapi itumu di tutup dulu dong” katanya sambil menunjuk kearah selakang ku.
Oh maidok rupanya aku lupa memasukkan si penis kembali kesarang nya hingga terlihat menjuntai lunglai
Aku segera memasukkan penisku tapi tak di sangka tangan mbak semok menghalangi. Tangan nya kini mengelus penisku yg sedikit tegak
“yakin mo pulang” katanya manja
Aku yg mulai memuncak nafsuku langsung memeluk tubuhnya yg sekel dan mencium bibirnya
Cuuuppphhzz…mmhhhhhhh desah dan suara ciuman kami tanganku meremas pantat yg dari tadi ingin
kuremas. Dan langsung mengangkat dastet bagian bawahnya. Tangan mbak semok kian aktif mengocok penis ku Aku yg sudah tak bisa menahan gejolak dalam diri akhirnya membawa si semok ke arah kamar yg tepat berada di sebelah ruang tamu. Aku menggendong tubuhnya, sesampainya di dalam kamar aku membaringkannya secara perlahan .
Selanjutnya aku membuka seluruh pakaian yg melekat di badan ku. Aku langsung menindihnya dan segera memberikan french kiss di bibirnya. Dia membalas dengan antusias sambil melucuti daster dan semua yg melekat di tubuhnya dengan cepat
“mmmmhhhh….mmhhhh”
(( ccrrruuppphhhsss…ciuuupphhss… ))
“ohhhh….emmhhhh” Desah dan suara yg kami bunyikan di dalam kamar.
Aku menghentikan pagutan untuk menghirup udara yg sedikit bersuhu panas di kamar ini.
“mbak nakal ya! Aku gak tanggung loh kalo ntar aku minta lagi dan lagi” kataku
Ia hanya tersenyum sambil meraba dada dan mencubit mesra putingku.
Aku menggenggam jarinya dan melihat keindahan tubuhnya. Posisiku sedang duduk di antara kedua pangkal pahanya. Payudara sempurna yg membulat kenyal cukup besar meski lingkaran hitam putingnya lebar, perutnya yg masih rata dan lipatan vagina indah membujur tegak tanpa bulu sedikitpun.
Libido ku kian mendidih hingga jurus yg ku berikan selanjutnya adalah segera mencaplok payudara yg sedari tadi melambai lambai untuk di jamah.
“aaahhhhhh…masssshhh” desahnya sambil mengeliat
(( cccrrtuupppphhhzz )) suara saat aku menyucup puting itu. Tangan ku tak tinggal diam keduanya meraba dan menjamah tubuh halus yg semok ini. Begitu pun sebaliknya tangan si semok juga tak hentinya memainkan penis ku ini
“sini in penisnya aku mo emutin” rengeknya manja
Aku langsung memberikan permintaan si semok dengan berpindah ke arah muka nya.
Sekejap saja penisku lansung di emutnya tanpa merasa jijik. Malah terlihat seperti orang kelaparan
Kuluman dan kocokan serta rabaan yg dia buat membuat aku tak tahan dan segera mencabut penisku dari kuluman nya
“uuuu…ddaahh udah aku nggak tahan” kataku terengah engah
“kenapa gak nikmat atau gimana?” katanya
Aku langsung mengisyaratkan kepadanya untuk menungging, dia menuruti sambil mengerutkan kening. Saat posisi nunggingnya sempurna aku semakin takjub melihat bongkahan pantat dan belahan vagina indahnya.
((( ccccrrroopphhzzz ))) suara saat aku menyaplok belahan vagina nya. Aku menjilatinya dengan nafsu membara. Lidahku menyapu dari atas kebawah lalu kembali dari bawah keatas dan mencoba menusuk vaginanya dengan lidah yg aku julurkan.
“ooohhhh…masss” desahnya manja
Kedua tanganku meremas bongkahan pantatnya dan memutar mutar pantatnya dengan jemariku. Kemudian bibirku menyedot
itil yg dari tadi menunggu giliran. Tubuhnya bergetar dan desahnya pun kian jelas terdengar. Tanganku sebelah kiri kini mengocok penisku sendiri agar tetap terjaga kekerasannya.
“ohhhhh… Masssshhh…oouuuccchhhh!” desahnya
Karena aku kasian atas apa yg aku lakukan akhirnya aku menyudahinya.
“mbak tak masukin ya” kataku
“heg…emm…ayooo…cepetth masss” pintanya
Aku meludahi jari kiri ku dan mengoleskan ke penisku. Dengan tangan kanan aku memposisikan dan mengarahkan tepat ke bibir vaginanya serasa di iringi dorongan pelan.
Aku sengaja mendorong penisku perlahan agar sensasi nya lebih terasa nikmat. Centi demi centi mili demi mili akhirnya penis yg aku banggakan sudah di dalam vaginanya. Hangat hangat becek yg kurasakan.
Selanjutnya aku melakukan teknik pompa dengan tempo lambat. Si semok menggeliat, aku memegang pantatnya dan sedikit meremas. Setelah dirasa nyaman dan nikmat aku meningkatkan tempo menjadi sedang
“aaaacchhhh…”*desahnya
“emmmhhhh…” balasku
“ohhhhh masssshhh nikmaattthh ayyooo lebih cepattthh… Ahhh”
Aku langsung menuruti permintaannya, kupercepat pompaan penisku ke vaginanya.
Penisku serasa di pijat dan di remas remas hingga membuat aku semakin melayg ke langit.
“ooooohhhh…mbbbakkkhh vaginamu nikmaatth” desahku
“penismu juga nikmat masssshhhh” jawabnya*
(( ploghh…ploggghh…ploghh…ploggghhz )) bunyi suara vagina dan penis kami yg beradu.
10 menit berlalu kulihat mbak semok mulai menampakkan akan puncak kenikmatan tubuhnya semakin bergetar hebat.
“maassshhh….akuuuhhh… Kluaaaarrhhh”
“oohhh…. Nikmaaathhh masssshhh…ohhhh” desahnya lagi.
Aku menghentikan aktifitas pompaku di vaginanya. Terasa ada cairan hangat membasahi penisku di vaginanya. Vaginanya berkedut kedut indah, aku menikmatinya selanjutnya aku mencabut penisku dan turun dari ranjang mesum ini.
Mbak semok menghadapku rupanya dia ingin mengulum sisa sisa cairan miliknya di penisku.
(( hoooppppghh…sslloooppprrphhzz )) begitu suara saat bibirnya mulai beraktifitas.* Karena terasa ngilu aku menyuruhnya turun dari ranjang dengan isyarat yg dia pun paham.
Aku langsung memeluknya dan mencium bibirnya serta meremas remas payudaranya. Setelah puas aku mengangkat kaki sebelah kirinya ke atas ranjang. Kemudian kuarahkan penisku ke vaginanya dan langsung kudorong cepat
“aahhhhhh…” desahnya setelah dirasa nyaman aku menggendongnya dan melakukan pompaan meski agak sulit.
Si semok ternyata langsung tanggap dia menaik turunkan sendiri badanya.
“massssshhh tambahhh enakkkhh”
“aku belom pernahh kayaakkh ginihhh…ohhhh” desahnya
Tangannya merangkkul leherku di ikuti remasan mesra di rambutku.
“aaahhh…masssshhhh”
“hemmmmhhh” jawabku sambil meremas bokong semoknya.
Si semok semakin liar saja dan kembali mencapai puncaknya lagi
"masssssshh….akkuuihhh…kluaarrrhhhhh”
“nikmati mbakkhhh…nikmati sajahhh” kataku
Tubuhnya kembali seperti tersengat listrik. Bergetar dan menggelepar sexi. Aku membaringkan tubuhnya pelan ke ranjang dengan penis masih tertanam.* Kini posisinya terlentang dengan tangan keatas dan kaki membentuk huruf M.
Aku memompanya lagi dengan cepat karena staminaku yg kurasa sudah menurun
“mbakkhh…. Kluarin di manahhh” kataku
“haaagggh… Di luar yahhh aku sedang suburrr” jawabnya
Ah sial harusnya aku tak menanyakan itu, gumamku. 5 menit kemudian aku akan mencapai puncak. Aku mencabut penisku dan dengan cepat aku menyuruhnya duduk di tepi ranjang.
Aku mengocok penisku dengan cepat dan kuarahkan ke mukanya yg sudah terlihat letih
(( crrrootthhh…ccrrootthh..crrrootthh..crot. croth ))
“aaahhhhhh..mmmmm” cairan kental menyemprot ke muka dan rambutnya.
Si semok terlihat kaget saat menerima semprotan ku.
“mbakhhh… Maaf kalo nggak sopan” basa basi ku sambil memerah penis agar semua sperma keluar habis.
Si semok cuman tersenyum.
“makasih mass. Udah buat malam ini nikmat dari biasanya ya” katanya
Ingin aku menciumnya tapi karena jijik liat sperma belepotan di wajahnya aku memilih membaringkan diri di ranjang
Si semok ikutan berbaring di sampingku setelah melap wajahnya dengan celana dalamnya sendiri. Kami berpelukan dan terlelap beberapa menit.
Setelah itu aku kembali berpakaian dan minta pamit kepadanya.
Itulah kisah ku tapi sayangnya saat aku ingin mengulanginya si semok pindah rumah. Aku pun tak mengetahui siapa namanya. Semoga di lain waktu aku berjumpa dengan mu wahai mbak semok.